Selasa, 22 April 2014

Aku berkeras Menetramkan kalbuku..


Mengapa bayangmu selalu melintasi anganku
Hanya engkau yang bisa menggetarkan dingin nya hatiku
Bekunya sifat ku…
            Hanya engkau yang bisa mencairkan Ke bisuan ku
            Engkau merasuki Raga ku
            Namun aku lelah Berlarian pada mimpi yang tak sampai
            Seperti Berigau dalam mimpi yang panjang
Mengapa mata itu masih menatapku
Dari jauh Mencermatiku..
Mengapa engkau seperti pengintai
Siap Menerkamku atau apa?
Andai mata itu bisa berucap..?
Aku menunggu kata…….
            Seperti ada getaran yang memaksaku mengingat Rautmu
            Meski telah kulawan dalam benteng hati
            Namun rasa itu merasuki fikirku
            Aku seperti bukan Aku
Namun aku masih bisa mengikatnya tenang…
Dalam dinding hati..
Agar Rasa itu  tak berontak dan berceceran..
Perlahan ku biarkan rasa itu pergi…
Ku biarkan terbang bersama debu……..
Aku berkeras , menetramkan kalbuku yang gemuruh
Kulisankan dengan dzikir ..
Hanya ia pemilik dzat ini yang harus ku ingat..
Bukan ia yang belum halal bagiku..
Sejatinya setiap Rasa adalah Karunia tuhan
Namun belum layak ku beri rasaku padanya
Aku menunggu ..
Pasangan halal…
Biarkan risalah yang kujaga dan rasaku seutuhnya untuknya
Tanpa celah dan salah ..
Hanya untuknya kelak …
Pasangan kelak ku………


Maros 29 Maret 2014
By. ANDI SYIFAU RAHMY.SKM .MARS

Debu Jalanan.

Debu – Debu jalanan
Daun tak lagi sama…
Mulai mengering ,.termakan senja..
Debu melekat,.membuatnya Usang..
Bertahan di Ranting Yang Rapuh..
Sesekali daun nya Berguguran Ramai..
                Seperti sudah Ber Abad lama nya
                Tak kulihat Telaga disini..
                Tak ada kejernihan dari mata air..
                Tak ada yang  menyirami nya..
Hanya melihat segengam  Asa
Dari peninggalan ,.jejak terdahulu..
Aura Tak lagi sama..
Lelah ke akar langit..
                Yang Asyik ..
                Hanya Ego yang menggundam ,.bernyanyi,.terbahak Ria..
                Menentang Nurani yang Kalut tak bertepi..
                Yah.. daun Tak lagi sama..
                Akar nya tak lagi subur..
                Tak ada kejernihan Kalbu..
Tertatih menelusuri  jejak 
Sajak tua..yang lembab terkikis waktu
Dentingan Jam Menari – nari
Takkan ada kisah yang kan terulang..
                Tentang Mereka,.
           Yang  Diam di dekap pilu..
           Tentang Mereka
           Yang mengoceh tak pernah berhenti..
           Menggerutu  tajam,. Namun Tak mengirisnya …
Tentang Mereka  yang  kebal ..
Kulit Badaknya Mengepak ..tak beraturan..
Baginya Tak ada Kalbu..
Bahkan diri nya pun telah tergadai..
Tak ada kisah yang Apik..
Alurnya tak dapat di terka..
Pintalan benang nya tak dapat di ulur..
Kita ini kosong…
Tanpa isi..
                Masikah ada EGO..pembangaan diri.
                Dalam penat,yang akan menggerogoti  jiwa
                Menentang nurani yang mati suri..
                Tertawa..dan tertatih beriringan..pilu..
                Rasa tak lagi sama,..
                Hambar ..dalam Tahta,. Serta Ego yang tertawa..
 
Sedang kita ini punya siapa ?
Daun tak lagi sama..
Mulai mengering termakan senja..
Telaga disini ..Hanya berkisar dijariku
Lebihnya hanya Air Keruh..dari kumpulan yang terbuang…
Jiwa Mulia menjadi langkah..
Bebal..busuk..   Merajalela..
Kenapa Mesti berpura lupa..?
Lihat Pembaringan Terakhir mu,..
Coba Tanya Nurani …
Kita ini Punya siapa..???

Senin, 21 April 2014

Malu pada Alam , Risih Pada Langit.. Pada Mereka ku biarkan terbang bersama debu..



Aku terbata bata
Aku tertunduk
Mata itu seperti ingin bicara
Tapi mengapa bibirnya keluh?

                Aku Malu pada Alam
                Aku Risih pada Langit
                Berhenti Menatap ku dalam dalam
                Aku takut engkau menggetarkan batinku
Meski Tatapan itu Jauh
Namun seolah ada gelak Yang tersimpan
Mengapa tak berucap??
Sedang Ku hanya termangu menunggu kata
Mengapa melihat seperti menganga
Entah Fantasi apa yang menghiasi fikirmu
               Telah lama ku Acuhkan
                Mereka  yang datang tanpa berucap kata
                Ku biarkan Mereka berlalu
                Ku biarkan terbang bersama debu..........
Padaku …
ada Risalah kodrati yang selalu kujaga
kelak risalah itu akan berlabuh pada Ia yang halal…
Pada Kekasih halalku kelak Bersama menghitung bintang , menari tertawa, tertatih bersama..
Suka,duka,cita melebur bersama waktu
 Aku dan kamu….dalam benteng  cinta dan keridhaan Rabbi..Aamiin.